12.4.21

Dan Dia Datang

source: unsplash.com/@brookecagle



Ngga kerasa, di rumah aja di rumah aja, tau-tau udah tahun 2021. Tahun 2020 terlewat tuh masih kayak mimpi buat gue. Mimpi buruk, lebih tepatnya. Mulai dari ghosting-mengghosting manusia-manusia dating apps, diselingkuhin, kehilangan pekerjaan, hubungan tanpa status yang toksik dan berlangsung sampe lebih dari enam bulan, pindah-pindah tempat tinggal, sampe nyaris ngerasa kehilangan arti kata "rumah" dan "pulang". 

Apakah ini efek dari kesukaan gue bercanda, sampe akhirnya gue dibercandain sama hidup gue sendiri? Ah, ga juga kayaknya. Banyak orang lain juga yang merasa hidupnya malang. Jadi gue simpulkan, hidup emang suka bercanda sama kita.

Pada akhirnya juga Dyah Padmi yang nyaris merealisasikan pikiran gilanya untuk gabung sama anak-anak punk ini pulang ke rumah orangtuanya di Bogor. Life's gone crazy. Gue butuh sesuatu yang membuat gue tetep waras dalam kekosongan yang gaduh itu. 

Dan dia datang. Dengan luka yang sama kayak yang gue punya. Dan--entah gimana--gue dan dia sempat berusaha menyembuhkan luka itu dengan cara yang mirip. Dan entah gimana juga, kekosongan itu terisi. Kegaduhan itu menjadi tenang, sedikit demi sedikit.

Rasanya seperti meraba dalam gelap, lalu tiba-tiba tangan kami saling menemukan. Pagi yang semula membosankan jadi dinanti. Malam yang tadinya sepi jadi terisi. Entah bakalan sampai kapan dan sampai mana ladang bunga ini ada. Tapi toh intinya sekarang gue udah merasa lebih baik.

Yeah, new year new me berlaku untuk gue tahun ini, agaknya.

0 komentar:

Posting Komentar