
"Emang kamu belum pernah ciuman?"
"...."
"Ah cupu. Berarti kamu belum bisa disebut dewasa."
Jadi, menurut beberapa orang yang merasa dirinya dewasa, sudah pernah ciuman atau belum pernah ciuman adalah ukuran kedewasaan seseorang. Ya walaupun gue heran dengan pemikiran kayak gini, tapi gue ngga akan menghujat. Namanya juga pendapat, pendapat mah ngga ada yang salah, ye gak?
cium/ci·um/ v, berciuman/ber·ci·um·an/ v 1 saling melekatkan bibir atau hidung; 2 bersentuhan antara bagian depan dua benda: bus itu ~ dengan truk;
Itu gue ambil dari sini.
Itulah definisi ciuman menurut kaidah bahasa. Mungkin berciuman diartikan sebagai wujud atau bentuk cinta kasih dua orang insan manusia *ea
Balik lagi ke judul postingan, "Adult's Love"
Kalo liat anak-anak bule, orang-orang barat, artis-artis yang gayanya kebarat-baratan, mungkin ciuman ngga bisa dijadikan indikator seseorang udah dewasa atau belum. Ya masa lo yang umur 21 tahun dan belum pernah ciuman, sedangkan anak umur 13 tahun udah pernah ciuman sama pacarnya dan lo dianggap ngga lebih dewasa daripada anak umur 13 tahun? Ngga masuk akal kan.
Trus apa dong yang bisa jadi indikator bahwa cintanya sepasang kekasih itu udah masuk kategori adult's love?
Lagi-lagi menurut gue, dua orang yang ngakunya saling mencintai bisa dibilang dewasa ketika:
1. Dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah
Oke, ini emang slogannya salah satu perusahaan, tapi harus gue akui bahwa slogan ini bagus sih, wkwk. Fokus woyyyy. Ehem.
Jadi, ketika sepasang kekasih (ada istilah lain ngga sih?) bisa menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah lain, mereka sudah mulai memasuki pintu gerbang adult's love. Gituh. Maksudnya misal nih
Cewek: Aku tuh ga suka kamu terlalu deket sama dia!
Cowok: Ya tapi kan emang sejak sebelum kita jadian, aku udah temenan deket sama dia. Masa aku harus tiba-tiba berubah?
Cewek: Yaudah! Kalo gitu aku juga boleh deket-deket ke temen cowokku yang aku akrab dari dulu!
Nah loh. Bukan gini yesss. Jangan ditiru.
Baiknya tuh gini kurang lebih
Cewek: Mas, sebenernya aku kurang suka kalo kamu terlalu deket sama dia
Cowok: Kenapa emang? Kan dia sama aku udah temenan deket bahkan sebelum kita jadian
Cewek: Ya tapi kan sekarang kamu udah sama aku. Minimal kamu jangan mau lah kalo dia nempel-nempel terus ke kamu. Kalo chat juga seperlunya aja, jangan mau kalo dia manjang-manjangin. Emang kamu mau kalo aku juga gitu ke temen cowok aku?
Cowok: (biasanya kalo udah dibilang gini sih diem)
2. Menerima dan memperbaiki
Ini masalah klasik sekaligus krusial yang sering terjadi dalam suatu hubungan sih: Perbedaan kepribadian.
Yaiyalah beda, tiap orang punya kepribadiannya masing-masing, ngga mungkin ada dua orang yang memiliki kepribadian sama persis. Jadi jangan heran kalo kamu dan pasanganmu sering cekcok karena perbedaan pandangan yang bersumber dari perbedaan kepribadian.
Kalo kalian (pasangan) ngaku dewasa, kunci dari masalah klasik-krusial ini adalah menerima dan memperbaiki. Apa yang diterima? Ya jelas dong, kritik-saran dan hal yang kamu anggap kelemahan pasanganmu. Lalu apa yang diperbaiki? Ya jelas dong, sikap-sifatmu yang buruk dan kepribadian pasanganmu yang kurang baik. Karena sebaik-baiknya pasangan adalah yang membawa pasangannya menuju pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Kalo sendiri udah baik, maka berdua harusnya bisa jadi terbaik. Ye gak? Kalo dia nggak membuat kamu jadi semakin baik, minimal jangan bawa dirimu jadi lebih buruk dari sebelumnya.
3. Serius
Kalo memang ini adalah cintanya orang dewasa, maka harusnya ini bukan hubungan yang main-main. Bukan sekadar peluk-cium, bukan sekadar makan-main, bukan sekadar chat-telfon. Maybe those things sound so fun to do. Tapi ketika yang dilakukan hanyalah sekadar have fun, bukankah itu mengindikaskan kalau pasangan tersebut justru masih kekanak-kanakan? Kenapa gue bilang gini? Karena anak-anak ya kebanyakan taunya senang-senang aja, mereka belum punya pikiran yang berat dan sedikit aneh-aneh kayak orang dewasa. Cukup dengan foto selfie atau jalan-jalan ke pantai mereka senang. Makan enak juga mereka senang. Ya oke lah, memang dalam suatu hubungan seneng-seneng itu penting untuk membunuh kebosanan dalam hubungan. Tapi ketika lo udah dewasa secara pemikiran, setidaknya lo ada keinginan serius dan mempertanyakan hal semacem "Mau dibawa kemana? Ke pelaminan? Ke pantai? Ke orang tua? Atau ke hotel?" ke diri lo sendiri (cowok maupun cewek ya). Mungkin mengerikan emang mikirin hal semacam akad dan resepsi, tapi ketika keinginan semacam itu belum muncul di diri lo atau pasangan lo, itu berarti lo belum serius. Bahkan belum siap untuk serius. Setidaknya walaupun takut dengan hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari, lo punya pandangan semacem "Dia nih yang nantinya bakalan sama gue."
Kalo belum pernah ngalamin punya pemikiran kayak gitu, well.... Mungkin lo harus keluar dari zona nyaman lo, karena itu adalah satu dari sekian banyak hal yang bisa mendewasakan pemikiran.
Jadi poin utama dari postingan gue kali ini adalah ciuman atau ngga ciuman bukan suatu hal yang bisa dijadikan tolak ukur kedewasaan suatu hubungan. Ciuman atau ngga itu masalah prinsip yang dipegang oleh dua orang yang terlibat tersebut. Ngga pake ciuman bukan berarti ngga dewasa, dan juga sebaliknya.
0 komentar:
Posting Komentar