Hari ini sebenernya gue ada janji buat ngerjain proposal skripsi di perpustakaan Pascasarjana sama temen gue, Dita Aldila Krisma. Tapi berhubung gue bangun kesiangan, akhirnya jam segini baru beres mandi. Dan tiba-tiba gue pengen nulis, tapi belum pengen nulis skripsi wkwkwk.
So, in this post I would like to write about a character I know in One Piece. Who doesn't know or never heard this anime/manga? I think dudes who born in 90s and before know this adventure anime. Ya, this is about one antagonist character in One Piece, Donquixote Doflamingo a.k.a Doffy or Mingo (as Luffy likes to change a person's name).
I wonder how could someone be that wicked, cruel, rude, and all the bads in him.
Doflamingo adalah sosok yang amat sangat keji, tegaan, jahat, dan bisa dibilang dia tidak punya hati. Tapi hey, semua orang memiliki hati kecil yang tetap menyimpan kebaikan walaupun hanya secuil. Mungkin masa lalu lah yang mematikan hati kecilnya Doflamingo.
Doflamingo adalah keturunan Tenryuubito. Ya, jadi Tenryuubito adalah sekumpulan orang yang merajai dunia. Tenryuubito bergerak dengan nama World Government, dimana World Government adalah penggerak Marine (Angkatan Laut). Tenryuubito dan keluarganya memiliki tabiat yang buruk. Mereka senang menindas rakyat kecil, dan suka menyiksa budak-budak yang mereka beli dengan harga mahal.
Ayah Doflamingo adalah salah satu anggota Tenryuubito, dan setiap anggota Tenryuubito diberikan satu kerajaan untuk dipimpin. Namun, ayah Doflamingo memutuskan untuk keluar dari Tenryuubito dan ingin bergaul dengan penduduk biasa. Ia ingin mengakhiri hidup sebagai orang yang menyiksa orang lain.
Namun, Doflamingo yang sudah terbiasa hidup serba ada dan serba enak nggak bisa menerima hal itu. Dia yang masih kecil sudah terbiasa memegang pistol, memiliki kemauan yang keras, akhirnya tidak tahan dengan perlakuan orang-orang yang memusuhi bahkan ingin membunuh keluarga mereka. Keluarga Donquixote mengamankan diri mereka jauh dari penduduk desa, dan pada suatu hari, ibu Doflamingo sakit yang akhirnya menyebabkannya meninggal. Doflamingo menyalahkan ayahnya atas kejadian ini. "SEMUA GARA-GARA KAU! IBU JADI MENINGGAL!" begitu ia teriakkan kepada ayahnya.
Tidak lama setelah itu, penduduk desa menemukan tempat persembunyian ayah Doflamingo dan kedua anaknya yang masih kecil. Penduduk memasung mereka di sebuah dinding besar. Mereka akan mengeksekusi keluarga yang tinggal terdiri dari 3 orang itu dengan cara memanahnya. Namun sebelum Doflamingo tertusuk panah yang melesat, semua orang pingsan tak sadarkan diri karena Haohshoku no haki yang dimiliki Doflamingo. Akhirnya mereka turun dari dinding tersebut. Namun kemudian Doflamingo yang masih marah kepada ayahnya, memutuskan untuk membunuh ayahnya dengan pistol yang sudah terbiasa ia gunakan. Ia menembak ayahnya yang tersenyum dan mengatakan, "Maafkan aku, Doffy..." di depan adik laki-lakinya, Rosinante.
Begitulah masa kecil Doflamingo. Ia bukannya tidak memiliki hati nurani atau hati kecil, tetapi masa lalunya lah yang telah merenggut hati yang dimilikinya. Anak kecil seharusnya dididik dengan baik dan penuh kasih sayang. Gimana bisa seorang anak jadi anak baik kalau dalam hidupnya terbiasa melihat orang menembakkan pistol, menyiksa budak, dan lain sebagainya? Gue rasa itu bukan salah Doflamingo. Itu salahnya dunia, dunia dia yang penuh dengan orang jahat. Doflamingo adalah hasil didikan dari dunia yang penuh dengan kekerasan, baik psikis maupun fisik. Sehingga ketika dunia itu bertemu dengan karakter bawaannya yang memang keras, yah.... Hal apa pun bisa terjadi, baik ataupun buruk.
Begitulah. Posting kali ini adalah sekadar pengingat aja, terutama buat diri gue sendiri, bahwa karakter seseorang adalah hasil dari pendidikan yang ia dapat di dunianya. Kalau dunianya penuh dengan caci maki, dia akan terbiasa mencaci maki orang lain. Kalau dunianya penuh dengan kasih sayang, dia akan terbiasa menyayangi orang lain. Gitu.
0 komentar:
Posting Komentar